MOTIVASI

Makna Taqobbalallahu minna wa mingkum

 

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabar kita semua pada hari ini, semoga kita semua senantiasa selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt, sehat dalam segala hal yang kita harapkan baik sehat fisik, batin, mental, finansial, rumah tangga dan sehat-sehat lainnya.

Tidak terasa kita sudah memasuki hari ke 18 bulan syawal. Di awal syawal lalu Kita sudah bersilaturahim ke keluarga di kampung atau mudik dan bertemu sanak saudara di kampung halaman. Walau Penulis sendiri tidak mudik ke kampung halaman, pertanyaan “kapan nikah? Mana calonnya? Calonnya orang mana?”. Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin menemani hari-hari kita saat bertemu sanak saudara di kampung. Namun saat ini, pertanyaan itu semua sudah mereda dan kita semua sudah kembali ke kota tempat mancari nafkah masing-masing. Sehingga, kehidupan di ibukota Jakarta pun sudah mulai kembali seperti sedia kala.

Hal yang unik di bulan syawal, tidak hanya ucapan “kapan nikah? Mana calonnya? Calonnya orang mana?” namun juga ucapan Taqobbalallahu minna wa mingkum, ucapan itu adalah ucapan yang identik ketika idul fitri tiba. Taqobbalallahu minna wa mingkum berarti semoga allah menerima allah menerima amal ibadah kami dan kamu (dhomir kata ganti untuk jumlah lebih dari 2 atau banyak). “Kami” dan “kamu” dalam bahasa Indonesia identik dengan “kita”. Tulisan ini terinspirasi dari kajian kamis lalu di masjid kantor bea cukai. Tahukah kita bahwa ada 3 (tiga) makna dari ucapan Taqobbalallahu minna wa mingkum. Makna ucapan tersebut yakni:

A. Tercapainya target ramadhan yang telah kita lalui.

target apa sih yang telah kita capai, yakni:

a. Diampuni dosa-dosa oleh Allah swt, sebagaimana tertuang dalam Hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:

Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbih. “(Artinya) barang siapa yang berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni. (HR Bukhari dan Muslim)

Man qoma romadhona imanan wahtisaban ghofiro lahu ma taqoddama min dzambihi. Artinya, barangsiapa melakukan Shalat Tarawih dengan rasa iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lewat. (HR Bukhari dan Muslim)

Man qoma lailatal qadri imanan wahtisaban ghufiro lahu ma taqoddama min dzanbih. Artinya, barang siapa yang melakukan ibadah pada malam Al Qadar maka akan diampuni semua dosanya yang telah lampau. (HR Bukhari)

Sehingga Target pertama ramadhan yang kita telah capai yakni diampuni dosanya oleh allah swt.

b. Dikabulkan doanya, doa yang mustajab dibagi menjadi 3 (tiga), yakni

  • Mustajab tempatnya, seperti :

Diriwayatkan dari Al Hasan bahwasannya tempat-tempat berdoa yang Istijabah (Maqbul) di Mekkah ada 15 tempat.

  1. Di sekitar tempat Tawaf
  2. Di Multazam
  3. Di bawah Pancuran/Talang Emas/Hijir Ismail
  4. Di dalam Ka’bah
  5. Di sekitar sumur Zam Zam
  6. Di Sofa
  7. Di Marwah
  8. Di sepanjang jalur Sa’i
  9. Di belakang Makam Ibrahim
  10. Di Arafah
  11. Di Muzdalifah
  12. Di Mina
  13. Di sekitar Jumrah Ula
  14. Di sekitar Jumrah Wusta
  15. Di Sekitar Jumrah Aqobah

 Diriwayatkan pula selain Al Hasan bahwasannya berdoa yang mustajab yaitu :

  1. Di sekitar Hajar Aswad
  2. Di sekitar dinding Ka’bah

Tempat-tempat yang Mustajab di Madinah yaitu :

  1. Di Raudah
  2. Di Masjid Quba
  • Mustajab orangnya :
  1. Doa orang yang safar,
  2. Doa orang yang terdzolimi,
  3. Orangtua kepada anaknya, teruta doa ayah kepada anaknya, banyak di alquran berisikan doa ayah kepada anaknya, seperti doa keluarga imron,
  4. orang yg berpuasa
  • Mustajab waktunya :
  1. Sepertiga Akhir Malam

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barang siapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan meng-ampuninya. [Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150]

  1. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak. [Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775 Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17].

  1. Setiap Selepas Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab

Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu. [Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782].

  1. Pada Saat Perang Berkecamuk

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berke-camuk. [Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672].

  1. Sesaat Pada Hari Jum’at

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memo hon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut. [Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6].

Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.

  1. Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah

Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon se-suatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya. [Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595]

Terbangun tanpa sengaja pada malam hari.[An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190] Yang dimaksud dengan ta’ara minal lail terbangun dari tidur pada malam hari.

  1. Doa Diantara Adzan dan Iqamah

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139]

  1. Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan. [Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48]

Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.

  1. Pada Saat Sedang Kehujanan

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan. [Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 3078].

Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. [Fathul Qadir 3/340].

  1. Pada Saat Ajal Tiba

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda.

Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat meng- amin-i apa yang kamu ucapkan. [Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38]

  1. Pada Malam Lailatul Qadar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. [Al-Qadr : 3-5]

Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. [Tuhfatud Dzakirin hal. 56]

  1. Doa Pada Hari Arafah

Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah.

[Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598]

     Target kedua yang kita dapat setelah melalui Ramadhan adalah dikabulkannya doa-doa kita, karena saat kita berpuasa Ramadhan, kita berada dalam 2 (dua) posisi doa yang mustajab, yakni mustajab waktu dan mustajab orangnya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan, mustajab waktu karena waktu berbuka adalah waktu yang baik untuk berdoa dan doa orang yang berpuasa merupakan doa yang tidak akan tertolak oleh allah swt.

c. Mendapat surga dan bertemu Allah SWT

Puasa adalah amalan yang balasannya langsung dari Allah SWT, bayangkan kita diminta untuk tidak makan dan minum dari fajar sampai dengan magrib atas makanan dan minuman yang punya kita sendiri, dilarang bercampur pada siang hari dengan pasangan sah kita sendiri, dan puasa juga merupakan ibadah antara kita dengan Allah yang tahu, karena saat kita bisa saja kita diam-diam makan atau minum tanpa sepengetahuan orang lain. Itulah yang membuat ibadah puasa menjadi sangat special, bahakan saking spesialnya di dalam surga ada pintu yang bernama ar rayyan, Ar Rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Ar Rayyan ini adalah salah satu pintu di surga dari delapan pintu yang ada yang disediakan khusus bagi orang yang berpuasa.

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).

Hadits di atas juga menunjukkan al jaza’ min jinsil ‘amal, yaitu balasan dari Allah sesuai dengan jenis amalan. Dan juga menandakan bahwa siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ

“Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jalla, maka Allah akan mengganti padamu dengan yang lebih baik” (HR. Ahmad 5: 78, sanad hadits ini shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Karena orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat hubungan intim, makan dan minum semuanya karena Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى

“Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku” (HR. Bukhari no. 7492 dan Muslim no. 1151).

Karena ia meninggalkan kenikmatan-kenikmatan ini karena Allah, maka Dia akan mengganti dengan yang lebih baik. Bahkan amalan puasa ini dikhususkan untuk Allah, Dialah yang nanti akan membalasnya. Dalam hadits qudsi disebutkan,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ ، إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

“Setiap amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk Allah dan Dia yang nanti akan membalasnya” (HR. Bukhari no. 5927 dan Muslim no. 1151).

Orang yang berpuasa akan mendapatkan 2 (dua) kebahagiaan. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi).

Secara lengkap, dalam versi lain disebutkan :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ رَسُوْلُ الله صلي الله عليه وسلم كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”

B. Api Semangat Ramadhan Tetap dijaga dan dibawa

Makna Taqobbalallahu minna wa mingkum juga berarti bahwa kita harus menjaga dan membawa semangat ramdahan ke 11 (sebelas) bulan lainnya. Jika di bulan Ramadhan kita sudah terbiasa berpuasa, maka 11 (sebelas) bulan lainnya kita juga berpuasa, khususnya saat puasa-puasa yang sudah ditentukan syariat. Misalnya yang terdekat puasa syawal. Puasa syawal dilakukan sebanyak 6 (enam) hari, Puasa 6 hari di bulan Syawal boleh dilakukan di awal, akhir, tengah dan boleh dengan dicicil atau dilaksanakan sekaligus. Puasa ramadhan yang disertai puasa 6 hari di bulan syawal laksana puasa 1 tahun. Karena 1 kebaikan diganjar 10 kebaikan, Puasa ramdahan 1 bulan penuh = 10 bulan + dan puasa syawal 6 hari = 60 hari. Sehingga total seperti puasa 12 bulan atau 1 tahun penuh. Sehingga 30 + 6 =365 hari. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

Dan hadits berikut ini,

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا) »

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Itulah Makna Taqobbalallahu minna wa mingkum juga berarti bahwa kita harus menjaga dan membawa semangat ramdahan ke 11 (sebelas) bulan lainnya. Jika terbiasa puasa Ramadhan maka dilanjutkan puasa-puasa sunnah di 11 (sebelas) bulan lainnya, disamping itu jika pada Ramadhan kita terbiasa Qiyamul lail dengan minimal solat tarawih maka di 11 (sebelas) bulan lainnya jika bisa mengisi minimal dengan witir sebagaimana hadist nabi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (Muttafaqun ‘alaih) HR. Bukhari no. 1178 dan HR. Muslim No 721

Semangat Ramadhan yang wajib kita jaga dan lanjutkan lainnya adalah Jika terbiasa itikaf (berdiam diri di masjid), tertama pada 10 malam terakhir maka pada 11 (sebelas) bulan lainnya dapat dilanjutkan dengan berdiam diri di masjid untuk mengikuti kajian atau solat syuruq selepas solat subuh berjemaah di masijid. Ingat di masjid ya. Sebagaimana hadist nabi, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »

Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk – dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid – untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“.(HR. Tirmidzi no HR. Tirmidzi no. 586, beliau berkata bahwa hadits ini hasan gharib).

Sehingga dalam tulisan ini penulis hendak mengajak kita semua untuk menjaga dan membawa semangat Ramadhan ke 11 (sebelas) bulan lainnya, baik itu dalam hal puasanya, qiyamul lailnya, itikafnya maupun ibadah-ibadah lainnya.

C. Membentuk kesalehan diri yang berdampak kesalehan sosial.

Makna Taqobbalallahu minna wa mingkum lainnya yakni membentuk kesalehan pribadi dan sosial. Di dalam Ramadhan kita diajarkan untuk membentuk kesalehan pribadi berdampak sosial, missal dengan berpuasa, kita dapat pahala balasan langsung dari allah namun kita juga mampu merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang kesulitan makanan, contoh lainnya terkait zakat fitrah merupakan suatu prasyarat agar ibadah Ramadhan kita terima dan tidak terkatung-katung di langit dan bumi, disisi lain zakat fitrah disamping untuk membentuk kesalehan pribadi juga mengajarkan kepada kita untuk pentingna berzakat dan memberi kepada para mustahiq. Di 11 (Sebelas) bulan lainnya kita juga harus melakukan hal tersebut membentuk kesalehan pribadi yang berdampak sosial. Contoh yang bias kita lakukan di 11 (sebelas) bulan lanya yakni dengan Puasa Arafah yang dapat menghapus dosa 2 (dua) tahun (dosa sebelum dan yg akan datang) dan berkurban. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Dengan berpuasa dan berkurban kita membentuk kesalehan pribadinya dengan puasa Arafah dan kesalehan sosialnya dengan berkurban. Ayo kita membentuk mindset “Jangan bertanya darimana kita dapat daging namun bagaimana kita bisa berkurban”.

Semoga bermanfaat

wassalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh


cropped-sam_8481-1.jpgPenulis hanyalah seseorang yang meyakini bahwa setiap insan manusia sesungguhnya adalah seorang penulis sejati, yakni sebagai penulis dari setiap amal-amal kita atau penulis buku “catatan amal” yang akan dipublish nanti di hari akhir, maka yuk pilihlah kata-kata dan tindak tanduk yang terbaik untuk digoreskan di dalam lembaran kehidupan kita.

Leave a comment