MOTIVASI

Berbagi Ilmu

Assalammualaikum wr wb

Selamat Siang, Bapak Ibu dan Teman-teman sekalian, pertama-tama alfakir ingin mengucapkan taqbbalallahu minna wamingkum taqobbal ya kariim, semoga Allah menerima semua ibadah kita saat ramdhan yang lalu ya, aamiin. Mohon maaf juga jika banyak tulisan maupun konten alfakir yang tidak berkenan. hehe

Bagaimana kabar kita semua pada hari, semoga kita senantiasa selalu diberi kesehatan oleh ALLAH SWT. Sehat adalah 1 (satu) kata yang memiliki berjuta makna, sehat dapat berarti prima dalam hal fisik dan juga dapat berarti prima dalam hal lainnya, seperti finansial, pekerjaan, dan bahkan terkait dengan penilaian, sebagaimana pastinya yang sedang dinanti-nantikan oleh mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang sedang siap-siap menanti Ujian Akhir Semester (UAS) yang akan terselenggara beberapa waktu lagi, semga semua hajat kita yang membaca tulisan ini dapat dimudahkan dan dilancarkan oleh ALLAH SWT. Aamiin

Bapak Ibu dan Teman-teman sekalian, pada kesempatan ini alfakir berusaha untuk mengingatkan kepada diri sendiri pada khususnya dan kepada kita semua pada umumnya, mengenai hakikat pentingnya mencari ilmu, mengamalkan dan bahkan membaginya kepada orang lain. Dalam ayat alquran QS 58 ayat 11, jika boleh alfakir kutip dikatakan bahwa :

Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujadalah [58] ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam ayat diatas terlihat betapa ditekankannya ilmu didalam agama dan bahkan merupakan 2 (dua) hal yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Derajat yang dimaksudkan dalam hal tersebut diatas dapat berupa derajat di dunia maupun di akhirat. Karena orang-orang yang berilmu pasti akan disegani dan dihormati oleh orang lain begitupun dengan di akhirat nanti, jika ilmu yang dimilikinya membuat kita menjadi tawadhu sebagaimana ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk serta dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, insyaallah akan ditempatkan oleh Allah swt kedalam surga-Nya yang ada beberapa derajat tingkatan surga, dengan yang tertinggi yakni surga firdaus, semoga kita semua sama-sama dapat merasakan nikmatnya surga yang tertinggi tersebut. aamiin

Memulai belajar itu kan tidak mudah ndar??

Memulai belajar itu kan tidak mudah ndar?? iya pasti sesuatu itu yang cukup sulit salah satunya adalah memulainya, ingatlah paham-paham yang sering ditanamkan oleh pondok pesantren di indonesia, yang dimana kita dikenalkan dengan paham “dipaksa, terpaksa, biasa, terbiasa dan luar biasa”. Masa sih ndar? iya, coba saja kita lihat fenomena yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu, yaitu puasa ramadhan, sadarkah kita saat sudah memasuki minggu kedua ramdahan (mungkin bagi beberapa  orang saat selepas awal-awal ramadhan red), kita sudah tidak terasa haus dan lapar lagi saat kita beraktivitas, ingat tidak terasa ya. Coba kita bandingkan saat masuk bulan syawal ini, puasa senin kamis saja rasanya jadi berat lagi, padahal sebelumnya kita sudah terbiasa saat ramadhan lalu. Itulah arti dari paham tersebut.

Menurut nasihat dari imam besar, yakni imam syafii dikatakan bahwa :

jika engkau tidak sanggup menahan perihnya belajar, maka engkau harus sanggup menahan perihnya kebodohan

Masih terpikir untuk lelah mencari ilmu?? Yuk jangan pernah lelah untuk mencari ilmu, tak ada kata terlambat dalam mencari ilmu

bookDalam nasihat ali bin abi thalib kepada khumail dikatakan juga ada beberapa keutamaan ilmu dibanding harta sekalipun. Namun dalam kesempatan ini alfakir ingin menekankan bahwa akan lebih baik jika kita berilmu disamping itu pula juga berharta, terlebih jika harta kita dapat dimanfaatkan dijalan kebaikan. Oleh karena itulah kita dalam berdoa dituntut untuk memohon rizki yang berkah dan banyak. Nasihat ali bin abi thalib disarikan sebagai berikut :

  1. Ilmu lebih utama daripada harta, sebab ilmu itu merupakan warisan (pusaka) para Nabi dan Rasul, sedangkan harta pusaka Qarun, Fir’aun, dll.
  2. Ilmu lebih utama daripada harta, sebab dapat menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta harus dipelihara dan dijaga oleh pemiliknya sendiri.
  3. Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu membentuk banyak sahabat dan kawan, sedangkan harta memperbanyak musuh dan lawan.
  4. Ilmu lebih utama daripada harta, sebab ilmu apabila dikeluarkan (diajarkan) semakin bertambah, sedangkan harta jika dikeluarkan (dibelanjakan) semakin berkurang dan akhirnya habis, kecuali jika sedekah, infaq atau zakat.
  5. Ilmu lebih utama daripada harta, karena orang-orang yang berilmu selalu mendapat panggilan kehormatan dan kemuliaan dari masyarakat (seperti : guru,uztad,kiai,dll), sedang orang-orang yang berharta seringkali mendapat panggilan yang rendah dan hina (seperti pelit,kikir,dll)
  6. Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri dari pemiliknya, sedangkan harta dapat dicuri, hilang, bahkan amblas.
  7. Ilmu lebih utama daripada harta, karena orang-orang yang berilmu pada hari kiamat kelak akan memperoleh syafaat dari ilmu yang dikembangkannya, sedangkan orang-orang yang berharta akan dihizab dan dimintakan pertanggungan jawab terhadap pemakaian harta tersebut.
  8. Ilmu lebih utama daripada harta,sebab ilmu tidak dapat habis walaupun tidak ditambah, sedangkan harta lambat laun pasti akan habis.
  9. Ilmu lebih utama daripada harta, sebab ilmu membentuk pikiran seseorang menjadi cerah dan hatinya terang benderang, sedangkan harta lebih banyak membuat pikiran pemiliknya menjadi kacau balau dan hatinya kusam.
  10. Ilmu lebih utama darpada harta, karena ilmu yang mendatangkan manfaat merupakan pahala,sedangkan harta lebih banyak menimbulkan silang sengketa, azab,dan siksa

versi lengkapnya kira-kira seperti ini :

Kumail bin Zayyad An-Nakha’i [1] berkata, bahwa Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhumenggandeng  tanganku kemudian mengajakku keluar ke arah dataran tinggi. Ketika kami telah berada di tempat yang tinggi, Ali bin Abu Thalib duduk kemudian menarik nafas panjang, ia berkata, “Hai Kumail bin Zayyad..Sesungguhnya hati adalah wadah, dan hati yang paling baik ialah hati yang paling sadar. Jagalah apa yang saya katakan kepadamu.

Manusia itu terbagi ke dalam tiga kelompok; ulama Rabbani, penuntut ilmu di atas jalan keselamatan, dan orang-orang jelata pengikut semua penyeru. Kelompok terakhir miring bersama dengan hembusan angin, tidak bersinar dengan cahaya ilmu dan tidak bersandar pada tiang yang kokoh.

Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu menjagamu, sedang engkau menjaga harta. Ilmu berkembang biak dengan diamalkan, sedang harta berkurang dengan infak, dan mencintai ilmu adalah agama. Ilmu membuat ulama ditaati sepanjang hidupnya dan dikenang sepeninggalnya, sedang kebaikan karena harta itu hilang bersamaan dengan hilangnya harta.

Para penyimpan harta telah mati, padahal sebenarnya mereka masih hidup, sedang para ulama abadi sepanjang zaman. Diri mereka telah sirna, namun suri tauladan mereka tetap melekat di dalam hati.

Sesungguhnya di sini -sambil menunjuk ke dadanya- ada ilmu, jika aku menerimanya dengan benar. Namun, sayang sekali, aku menerimanya dengan cepat memahaminya namun tidak amanah di dalamnya, mempergunakan alat agama untuk membeli dunia, meminta diperlihatkan hujjah-hujjah Allah terhadap Kitab-Nya, nikmat- nikmat- Nya terhadap hamba-hamba-Nya, atau diberikan kepada orang-orang yang benar yang tidak mempunyai hujjah nyata di dalamnya. Sifat ragu-ragu membekas dalam hati sejak awal syubhat yang datang kepadanya, ia tidak termasuk kelompok ini dan kelompok itu. Ia tidak mengetahui di mana kebenaran berada? Jika ia berkata, ia salah. Jika ia salah, ia tidak mengetahui kesalahannya, ia hobi terhadap hal-hal yang hakikatnya tidak ia ketahui, ia menjadi fitnah bagi orang yang terkena fitnahnya. Sesungguhnya puncak kebaikan adalah orang yang dikenalkan Allah kepada agama-Nya, dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia tidak mengenal agamanya, ia tenggelam dalam kenikmatan, gampang disetir syahwat, tergoda mencari harta dan menumpuknya, serta bukan termasuk dai-dai agama. Sesuatu yang paling mirip dengan mereka yaitu hewan ternak. Begitulah, ilmu mati dengan kematian orang-orang yang mengembannya.’

Ya Allah, betul sekali bahwa dunia tidak pernah sepi dari orang yang membela Allah dengan hujjah-hujjah-Nya, agar hujjah-hujjah Allah dan keterangan-keterangan-Nya tidak terkalahkan. Mereka jumlahnya tidak seberapa banyak, namun mereka orang-orang yang paling berat timbangannya di sisi Allah.

Dengan mereka, Allah membela hujjah-hujjah-Nya hingga mereka menunaikannya kepada orang-orang yang semisal dengan mereka, dan menanamkannya ke dalam hati orang-orang yang seperti mereka. Dengan mereka, ilmu menghadapi segala persoalan kemudian mereka menganggap enteng apa yang dianggap sulit oleh orang-orang yang hidup mewah dan tidak takut terhadap apa saja yang ditakutkan orang-orang bodoh. Mereka berada di dunia dengan badan mereka, sedang ruh mereka berada di tempat yang tinggi. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di bumi-Nya dan dai-dai-Nya kepada agama-Nya.

Aku ingin rindu ingin melihat mereka. Aku meminta ampunan kepada Allah untukku dan untuk-mu. Jika engkau mau, berdirilah..!” (Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Hilyatu Al-Auliya’jilid I hal. 79-80).

Dikutip dari: Wasiat-wasiat Ulama Terdahulu, Syaikh Salim le-d Al-Hilali, Pustaka Azzam

Foot Note:

[1] Ia orang mulia, ditaati kaumnya, termasuk tabiin yang jujur. Ia dibunuh Hajjaj ats Tsaqafi dalam keadaan terikat pada tahun 82 Hijriyah. Secara lengkap biografi Kumai di jelaskan Fasawi dalam bukunya ‘Al Ma’rifah wa At Tarikh Jil.II hal.481.

Artikel: www.KisahIslam.net

Dalam kesempatan ini, Bapak, ibu dan teman-teman sekalian, alfakir ingin mengingtkan bahwa dalam mencari ilmu tidak melihat waktu, tempat, dan kepada siapa kita belajar.

  • Waktu, dalam belajar kita tidak melihat kepada waktu atau usia, makanya oleh karena itu dikatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar.
  • Tempat, dalam belajar kita tidak melihat kepada tempat, makanya oleh karena itu dikatakan bahwa tuntutlah ilmu sampai ke negeri china.
  • Siapa, dalam belajar kita tidak melihat kepada siapa kita, makanya oleh karena itu dikatakan bahwa dalam hidup ini terkadang kita sebagai pelajar dan terkadang kita sebagai pengajar. Conth saat kita melihat acara hafidz quran cilik di salah satu televisi, saat itu secara tidak langsung kita berubah mode menjadi pelajar dan kita merasa tertarik untuk bagaimana mengetahui seorang anak kecil yang masih semuda itu sudah hafal alquran conthnya, sementara kita yang sudah berusia seperempat abad (lebih atau kurang-red) masih belum ada apa-apanya. Hal ini juga yang terkadang menjadi salah satu penyebab kemunduran manusia, yakni saat angkuh untuk mau belajar kepada yang DIANGGAP lebih dibawahnya, makanya kita banyak mendengar “ah ndar, anak kemarin sore aja sok-sokan menggurui”.

“ah ndar, anak kemarin sore aja sok-sokan menggurui”.

Namun juga dalam berguru pilihlah sosok yang dapat dipertanggungjawabkan ya.

Bapak, ibu, dan teman-teman sekalian, setelah mengetahui pentingnya menuntut ilmu, saatnya kita beranjak untuk mengetahui pentingnya mengamalkan ilmu. Karena 1000 langkah besar tidak akan tercapai jika tidak dimulai oleh langkah kecil. Mengamalkan bisa dilakukan dengan melakukan hal-hal positif dari ilmu yang kita dapat agar dapat bermanfaat kepada orang lain atau bisa dengan mengajarkannya kepada orang lain. Kedua hal tersebut sama-sama memiliki persamaan, yakni dapat bermanfaat bagi orang lain, bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Bapak, ibu, dan teman-teman sekalian, mengamalkan dan mengajarkan adalah 2 (Dua) hal yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebagaimana nasihat ali bin abi thalib diatas dikatakan bahwa :

Ilmu lebih utama daripada harta, sebab ilmu apabila dikeluarkan (diajarkan) semakin bertambah, sedangkan harta jika dikeluarkan (dibelanjakan) semakin berkurang dan akhirnya habis, kecuali jika sedekah, infaq atau zakat.

Membagi ilmu tidak akan membuat kita merugi, nanti alfakir akan jelaskan maksudnya.

ah ndar, jika kita membagi ilmu berarti kita memperkaya pesaing-pesaing kita dong

Insyaallah ada nilai yang lebih tinggi daripada nilai di dunia, dan ingatlah pesan gambar dibawah ini, akan jauh lebih menyenangkan jika kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

phon rindang

Kenapa membagi ilmu penting :

  1. Karena dengan membagi ilmu, kita akan menjadi orang pertama yang mendengar materi apa yang kita sampaikan, terlepas dari ada atau tidak audience yang mendengarkan kita. Hal ini akan membuat suatu memori jangka panjang yang akan terus kita jaga sampai waktu yang akan datang.
  2. Dengan membagi ilmu kita akan membuka kembali literatur, catatan, bahan dan lain-lain yang terkait dengan materi yang kita sampaikan, hal ini merupakan bagian dari murajaah atau pengulang-ulangan yang kita lakukan.
  3. Dengan berbagi ilmu kita akan membentuk jiwa sosial yang tinggi
  4. Dengan berbagi ilmu kita akan belajar, 2 (dua) kali yakni saat pre-mengajar dan saat mengajar
  5. Dengan berbagi ilmu kita akan mendapat masukan dari sisi yang selama ini tidak kita perhatikan, karena dalam proses belajar mengajar tidak sepenuhnya selalu 1 (satu) arah

dan mungkin masih banyak lagi hal positif lainnya, yuk mari berbagi ilmu.

Demikian yang bisa alfakir sampaikan, semoga bisa menginspirasi dan semoga bisa melihat sisi baik. Mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Terimakasih atas segala perhatiannya.

wassalammualaikum wr wb

———————————————————————-

SAMSUNG CSC

Penulis hanyalah seseorang yang meyakini bahwa setiap insan manusia sesungguhnya adalah seorang penulis sejati, yakni sebagai penulis dari setiap amal-amal kita atau penulis buku “catatan amal” yang akan dipublish nanti di hari akhir, maka yuk pilihlah kata-kata dan tindak tanduk yang terbaik untuk digoreskan di dalam lembaran kehidupan kita.

Leave a comment